Selasa, 07 Juni 2011

Teknik Radiografi Intra Venous Pyelography (IVP)

Teknik Radiografi Intra Venous Pyelography (IVP)

1. Definisi

Ilmu yang mempelajari prosedur /tata cara pemeriksaan ginjal, ureter, dan blass (vesica urinary) menggunakan sinar-x dengan melakukan injeksi media kontras melalui vena.

  • Pada saat media kontras diinjeksikan melalui pembuluh vena pada tangan pasien, media kontras akan mengikuti peredaran darah dan dikumpulkan dalam ginjal dan tractus urinary, sehingga ginjal dan tractus urinary menjadi berwarna putih.
  • Dengan IVP, radiologist dapat melihat dan mengetahui anatomy serta fungsi ginjal, ureter dan blass.

2. Tujuan Pemeriksaan IVP

  • Pemeriksaan IVP membantu dokter mengetahui adanya kelainan pada sistem urinary, dengan melihat kerja ginjal dan sistem urinary pasien.
  • Pemeriksaan ini dipergunakan untuk mengetahui gejala seperti kencing darah (hematuri) dan sakit pada daerah punggung.
  • Dengan IVP dokter dapat mengetahui adanya kelainan pada sistem tractus urinary dari :
    • batu ginjal
    • pembesaran prostat
    • Tumor pada ginjal, ureter dan blass.

3. Indikasi Pemeriksaan IVP

  1. Renal agenesis
  2. Polyuria
  3. BPH (benign prostatic hyperplasia)
  4. Congenital anomali :
    • duplication of ureter n renal pelvis
    • ectopia kidney
    • horseshoe kidney
    • malroration
  5. Hydroneprosis
  6. Pyelonepritis
  7. Renal hypertention

4. Kontra Indikasi

  • Alergi terhadap media kontras
  • Pasien yang mempunyai kelainan atau penyakit jantung
  • Pasien dengan riwayat atau dalam serangan jantung
  • Multi myeloma
  • Neonatus
  • Diabetes mellitus tidak terkontrol/parah
  • Pasien yang sedang dalam keadaan kolik
  • Hasil ureum dan creatinin tidak normal

5. Persiapan Pemeriksaan

  1. Persiapan Pasien
    1. Pasien makan bubur kecap saja sejak 2 hari (48 jam) sebelum pemeriksaan BNO-IVP dilakukan.
    2. Pasien tidak boleh minum susu, makan telur serta sayur-sayuran yang berserat.
    3. Jam 20.00 pasien minum garam inggris (magnesium sulfat), dicampur 1 gelas air matang untuk urus-urus, disertai minum air putih 1-2 gelas, terus puasa.
    4. Selama puasa pasien dianjurkan untuk tidak merokok dan banyak bicara guna meminimalisir udara dalam usus.
    5. Jam 08.00 pasien datang ke unit radiologi untuk dilakukan pemeriksaan, dan sebelum pemeriksaan dimulai pasien diminta buang air kecil untuk mengosongkan blass.
    6. Yang terakhir adalah penjelasan kepada keluarga pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan dan penandatanganan informed consent.
  2. Persiapan Media Kontras

o Media kontras yang digunakan adalah yang berbahan iodium, dimana jumlahnya disesuaikan dengan berat badan pasien, yakni 1-2 cc/kg berat badan.

Persiapan Alat dan Bahan

0. Peralatan Steril

§ Wings needle No. 21 G (1 buah)

§ Spuit 20 cc (2 buah)

§ Kapas alcohol atau wipes

§ Tourniquet

1. Peralatan Un-Steril

§ Plester

§ Marker R/L dan marker waktu

§ Media kontras Iopamiro (± 40 – 50 cc)

§ Obat-obatan emergency (antisipasi alergi media kontras)

§ Baju pasien

6. Prosedur Pemeriksaan BNO-IVP

  1. Lakukan pemeriksaan BNO posisi AP, untuk melihat persiapan pasien
  2. Jika persiapan pasien baik/bersih, suntikkan media kontras melalui intravena 1 cc saja, diamkan sesaat untuk melihat reaksi alergis.
  3. Jika tidak ada reaksi alergis penyuntikan dapat dilanjutkan dengan memasang alat compressive ureter terlebih dahulu di sekitar SIAS kanan dan kiri.
  4. Setelah itu lakukan foto nephogram dengan posisi AP supine 1 menit setelah injeksi media kontras untuk melihat masuknya media kontras ke collecting sistem, terutama pada pasien hypertensi dan anak-anak.
  5. Lakukan foto 5 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan ukuran film 24 x 30 untuk melihat pelviocaliseal dan ureter proximal terisi media kontras.
  6. Foto 15 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan film 24 x 30 mencakup gambaran pelviocalyseal, ureter dan bladder mulai terisi media kontras
  7. Foto 30 menit post injeksi dengan posisi AP supine melihat gambaran bladder terisi penuh media kontras. Film yang digunakan ukuran 30 x 40.
  8. Setelah semua foto sudah dikonsulkan kepada dokter spesialis radiologi, biasanya dibuat foto blast oblique untuk melihat prostate (umumnya pada pasien yang lanjut usia).
  9. Yang terakhir lakukan foto post void dengan posisi AP supine atau erect untuk melihat kelainan kecil yang mungkin terjadi di daerah bladder. Dengan posisi erect dapat menunjukan adanya ren mobile (pergerakan ginjal yang tidak normal) pada kasus pos hematuri.

7. Kriteria Gambar

  1. Foto 5 menit post injeksi
    • Tampak kontras mengisi ginjal kanan dan kiri.
  2. Foto 15 menit post injeksi
    • Tampak kontras mengisi ginjal, ureter.
  3. Foto 30 menit post injeksi (full blass)
    • Tampak blass terisi penuh oleh kontras
  4. Foto Post Mixi
    • Tampak blass yang telah kosong.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNr8HZK5HHKq9iX6jj4IBPUJBP1A_gvNeTPE43oJnWQIXw1u-tSeWXaNxkN1VUaj0bgwGoC67iBI6Hz5wVSidgMW7mgMeiHg5sxHpDGy9BV898Iy18WRIcg66kpdSbFX56UpDStnyEC7Q/s400/1.jpg

8. Perawatan Lanjutan

Tidak ada perawatan khusus yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pemeriksaan BNO-IVP ini.

Catatan :

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN IVP

  • Kelebihan
    1. Bersifat invasif.
    2. IVP memberikan gambaran dan informasi yang jelas, sehingga dokter dapat mendiagnosa dan memberikan pengobatan yang tepat mulai dari adanya batu ginjal hingga kanker tanpa harus melakukan pembedahan
    3. Diagnosa kelainan tentang kerusakan dan adanya batu pada ginjal dapat dilakukan.
    4. Radiasi relative rendah 5. relative aman

  • Kekurangan
    1. Selalu ada kemungkinan terjadinya kanker akibat paparan radiasi yang diperoleh.
    2. Dosis efektif pemeriksaan IVP adalah 3 mSv, sama dengan rata-rata radiasi yang diterima dari alam dalam satu tahun.
    3. Penggunaan media kontras dalam IVP dapat menyebabkan efek alergi pada pasien, yang menyebabkan pasien harus mendapatkan pengobatan lanjut.
    4. Tidak dapat dilakukan pada wanita hamil.

Pemeriksaan BNO/IVP pada Penderita Hidronefrosis

Dibuat oleh: Aulia Fakhrina,Modifikasi terakhir pada Thu 30 of Sep, 2010 [22:24 UTC]

ABSTRAK

Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu atau kedua ginjal akibat adanya obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik sehingga tekanan diginjal meningkat. Pasien mungkin asimtomatik jika awitan terjadi secara bertahap. Obstruksi akut dapat menimbulkan rasa sakit dipanggul dan pinggang. Jika terjadi infeksi maja disuria, menggigil, demam dan nyeri tekan serta piuria akan terjadi. Hematuri dan piuria mungkin juga ada. Jika kedua ginjal kena maka tanda dan gejala gagal ginjal kronik akan muncul. BNO/IVP merupakan salah satu pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis hidronefrosis karena dapat memvisualisasi ginjal dan ureter setelah injeksi intravena bahan kontras. Pada kasus ini, hidronefrosis terjadi pada laki-laki usia 38 tahun yang mengeluhkan nyeri pada pinggang kiri terus menerus. Hasil dari pemeriksaan BNO/IVP menunjukkan adanya Hidronefrosis et causa Ureterolithiasis 1/3 proximal Sn.

Kata kunci : BNO/IVP, Hidronefrosis

KASUS

Seorang laki-laki berusia 38 tahun, dirawat sejak 5 hari sebelum dilakukan pemeriksaan radiologi dengan keluhan nyeri pinggang kiri berlangsung terus menerus dengan tingkatan nyeri yang kadangkala berat dan di lain saat berkurang. Pasien juga sering merasakan mual dan pegal di pinggang. Jika buang air kecil pasien sering merasakan nyeri. Pasien mengaku tidak pernah ada keluar pasir atau batu saat buang air kecil, tidak pernah mengalami air kencing berwarna merah atau warna teh. Buang air kecil tetap lancar dan jumlahnya biasa. Pada pemeriksaan abdomen, terdapat nyeri ketok ginjal kiri. Hasil dari pemeriksaan BNO/IVP menunjukkan adanya Hidronefrosis et causa Ureterolithiasis 1/3 proximal Sn.

DIAGNOSIS

Hidronefrosis et causa Ureterolithiasis 1/3 proximal Sn

DISKUSI

Pada kasus ini hidronefrosis terjadi pada seorang laki-laki berusia 38 tahun yang datang dengan keluhan nyeri pinggang kiri yang berlangsung terus-menerus dengan tingkatan nyeri yang kadangkala berat dan di lain saat berkurang. Pasien juga sering merasakan pegal di pinggang. Jika buang air kecil pasien sering merasakan nyeri. Pasien mengaku tidak pernah ada keluar pasir atau batu saat buang air kecil, tidak pernah mengalami air kencing berwarna merah atau warna teh. Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan BNO/IVP untuk menegakkan diagnosis.

Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu atau kedua ginjal akibat adanya obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik sehingga tekanan diginjal meningkat. Pelebaran pelvis renalis yang berlangsung lama dapat menghalangi kontraksi otot ritmis yang secara normal mengalirkan air kemih ke kandung kemih. Jaringan fibrosa lalu akan menggantikan kedudukan jaringan otot yang normal di dinding ureter sehingga terjadi kerusakan yang menetap.

IVP merupakan suatu tipe X-Ray yang memvisualisasi ginjal dan ureter setelah injeksi intravena bahan kontras. Setelah injeksi, kontras bergerak melalui ginjal, ureter dan vesica urinaria. Foto diambil dalam beberapa interval waktu untuk melihat pergerakan ini. IVP dapat memperlihatkan ukuran, bentuk, dan struktur ginjal, ureter dan VU. Juga untuk mengevaluasi fungsi ginjal, deteksi penyakit ginjal, batu ureter dan VU, pembesaran prostat, trauma dan tumor.

Indikasi IVP

- Flank pain

- Hematuria

- Frequency

- Dysuria

- Suspected renal calculus

- Renal tumor

Resiko pemeriksaan

- Resiko paparan radiasi sangat rendah

- Paparan radiasi selama kehamilan dapat menyebabkan kecacatan

- Dapat menyebabkan alergi terhadap kontras

- Dapat menyebabkan gagal ginjal, terutama jika pasien mengkonsumsi Glucophage

- Komplikasi lain yang tak berkaitan dengan kontras

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan

- Feses atau udara di colon

- Aliran darah yang sedikit ke ginjal

- Barium di saluran cerna dari prosedur sebelumnya

Persiapan

- Pemeriksaan ureum kreatinin (Kreatinin maksimum 2)

- Malam sebelum pemeriksaan pasien diberi laksansia untuk membersihkan kolon dari feses yang menutupi daerah ginjal

- Pasien tidak diberi minum mulai jam 22.00 malam sebelum pemeriksaan untuk mendapatkan keadaan dehidrasi ringan

- Keesokan harinya pasien harus puasa, mengurangi bicara dan merokok untuk menghindari gangguan udara usus saat pemeriksaan

- Pada bayi dan anak diberi minum yang mengandung karbonat untuk mendistensikan lambung dan gas.

- Pada pasien rawat inap dapat dilakukan lavement

- Skin test subkutan

Pelaksanaan

  1. Pasien diminta mengosongkan kandung kemih
  2. Dilakukan foto BNO
  3. Injeksi kontras IV (setelah cek tensi dan cek alergi), beberapa saat dapat terjadi flushing, rasa asin di lidah, sakit kepala ringan, gatal, mual/muntah
  4. Diambil foto pada menit ke-5, 15, 30 dan 45

- Menit ke-5 : menilai nefroram dan mungkin system pelvicalices (SPC)

- Menit ke-15 : menilai SPC sampai dengan kedua ureter

- Menit ke-30 : Menilai ureterovesico junction

- Menit ke-45 : menilai vesica urinaria

KESIMPULAN

Pada kasus ini, dilakukan pemeriksaan BNO/IVP yang menunjukkan hasil terdapat pelebaran PCS Ren Sinistra dan itu berarti telah terjadi hidronefrosis pada ren sinistra pasien.

DAFTAR PUSTAKA

1. Malueka, RG. 2008. Radiologi Diagnostik. Pustaka Cendekia Press. Yogyakarta.

2. Patel, P. R. 2007. Lecture Notes Radiologi, edisi kedua. Jakarta: Erlangga.

3. Purnomo,B.B. 2005. Dasar-dasar Urologi, edisi kedua. Jakarta: Sagung Seto.

4. Sutton, D. 1995. Buku Ajar Radiologi untuk Mahasiswa Kedokteran, edisi kelima. Jakarta : Hipokrates.

PENULIS

Aulia Fakhrina. Program Profesi Pendidikan Dokter. Bagian Radiologi RSUD Salatiga (2010).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar